Purna Putrawan, Fakultas Teknik, Universitas Mataram |
Redaksi Media - Sampah organik rumah tangga sering kali menjadi masalah lingkungan yang sulit diatasi. Namun, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram (Unram) hadir dengan solusi inovatif di Desa Darek, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah. Mereka menciptakan alat pengolahan sampah organik yang mampu mengubah limbah menjadi “arang briket dan bio-oil”, dua produk bernilai ekonomi tinggi yang juga ramah lingkungan.
- Arang Briket – Bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kayu bakar atau batu bara. Briket ini memiliki nilai kalor yang tinggi, tidak berasap saat dibakar, dan lebih hemat energi.
- Bio-Oil (Asap cair) – Cairan hasil pirolisis yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah, pestisida alami atau sebagai bahan baku industri kimia.
Dengan adanya alat ini, masyarakat tidak hanya bisa mengurangi jumlah sampah yang mencemari lingkungan, tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil olahannya.
Cara Kerja Alat Pengolah Sampah Organik
Alat yang dikembangkan oleh mahasiswa KKN Unram menggunakan metode pirolisis sederhana namun efektif. Prosesnya dimulai dengan mengumpulkan sampah organik rumah tangga, seperti sisa makanan, daun kering, dan ranting kayu, serabut dan batok kelapa. Sampah ini kemudian dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis, di mana proses pemanasan tanpa oksigen berlangsung. Dalam waktu tertentu, sampah akan terurai dan menghasilkan arang briket serta bio-oil.
Keunggulan alat ini adalah desainnya yang sederhana, bahan yang mudah didapat, dan proses yang tidak membutuhkan teknologi canggih, sehingga masyarakat dapat dengan mudah mengoperasikannya.
Dukungan dan Antusiasme Masyarakat Desa Darek. Inovasi ini mendapat sambutan hangat dari warga Desa Darek. Kepala Desa Darek mengungkapkan apresiasinya terhadap upaya mahasiswa KKN Unram dalam membantu masyarakat mengatasi permasalahan sampah.
"Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa KKN Unram atas inovasi ini. Selama ini kami kesulitan dalam mengelola sampah organik, tetapi dengan alat ini, kami tidak hanya mengurangi limbah, tetapi juga mendapatkan manfaat ekonomi dari briket dan bio-oil," ujar Kepala Desa.
Selain menyediakan alat, mahasiswa KKN juga mengadakan sosialisasi dan pelatihan kepada warga. Mereka menjelaskan cara menggunakan alat pirolisis, manfaat dari produk yang dihasilkan, serta potensi pemasaran briket dan bio-oil sebagai sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat.
- Mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah organik yang dibuang sembarangan.
- Menghasilkan bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan dibandingkan kayu bakar atau LPG.
- Membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat dengan menjual arang briket dan bio-oil.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengolahan sampah sejak dari rumah tangga.
Harapan dan Keberlanjutan Program, Mahasiswa KKN Unram berharap inovasi ini tidak hanya berhenti pada program KKN, tetapi dapat terus dikembangkan oleh masyarakat Desa Darek. Mereka juga mendorong adanya dukungan dari pemerintah desa maupun pihak terkait untuk membantu pengembangan dan pemasaran produk-produk hasil pengolahan sampah ini.
Dengan semangat inovasi dan kepedulian terhadap lingkungan, program ini membuktikan bahwa mahasiswa tidak hanya hadir untuk belajar, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Semoga alat pengolahan sampah organik ini dapat membawa perubahan positif yang berkelanjutan bagi Desa Darek dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di NTB.